Tuesday, January 3, 2012

Kesaksian Pengamen


Kesaksian Pengamen


Kesaksian Pengamen (baca deh, bagus banget)

Sdrku ini kesaksian terjadi bbrp waktu yll tetapi setiap membaca  kesaksian ini  kuasa kasih Tuhan menjamah dan mengurapi aku dan ini kesaksiannya:

Di bawah ini merupakan kesaksian dari pendeta yang, kemarin berkotbah di tempat saya. Nama pendetanya Bp Wisnu. Berikut penuturan beliau :

Beberapa waktu yang lalu saya ada pelayanan untuk Youth di daerah  Tangerang . Saya naik bis jurusan Tangerang pada siang harinya  untuk menuju rumah kakak saya terlebih dulu karena pelayanan tersebut  akan berlangsung sore hari.

Di dalam bis yang penuh sesak tersebut, masuk pula seorang  pengamen cilik usia sekitar 7 - 8 tahun dengan berbekal kecrekan  sederhana  (mungkin dari tutup botol) Berbekal alat musik sederhana tersebut, dia nyanyikan lagu 'Yesus  ajaib, Tuhanku ajaib ....kasihnya ajaib bagiku'
 Dan kata-kata tersebut diulang terus menerus. Hampir seluruh penumpang bis memarahi anak tersebut, 'Diam kamu ! Diammmmmm, Jangan nyanyi lagu itu lagi. Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul  kamu !'

Tapi ternyata anak tersebut tidak menanggapi kemarahan mereka dan  dengan  berani terus menyanyikan lagu tersebut.  Saya dalam hati berkata 'Tuhan, anak ini luar biasa. Kalau saya, belum  tentu saya bisa / berani melakukan hal tersebut.'

 Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu  tol menuju Serpong (kalau tidak salah), hampir 3/4 penumpang turun  dari  bis tersebut. Termasuk saya dan pengamen cilik tersebut. Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kemudian dia bangkit
 lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi.
Semua  penumpang  bis mengerumuni anak itu.  Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kemudian anak tsb akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha untuk menariknya lari  menjauhi mereka.

Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah, ' Sudah dibilang jangan nyanyi masih nyanyi terus ! Kamu mau saya pukul  ?'  dst, dst.  Anak kecil itu hanya terdiam.

 Setelah amarah mereka mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara,  'Bapak-bapak, Ibu-Ibu jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau  bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tersebut.'  Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertinya mulut mereka terkunci.

 Kemudian dia lanjutkan,'Sudahlah....Bapak, Ibu tidak perlu  marah-marah lagi. Sini .. saya doakan saja Bapak,Ibu' Dan apa yang terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu
oleh anak ini. Banyak yang tiba-tiba menangis dan akhirnya mau  menerima Tuhan Yesus.

Saya yang sedari tadi menyaksikan hal tersebut, kemudian pergi  meninggalkan kerumunan tsb.
Saya melanjutkan naik mikrolet.Jalanan macet krn kejadian tersebut  hingga mikrolet melaju dengan sangat lambat.  Sopir mikroletnya bertanya 'Ada apa sih Pak?
Koq banyak kerumunan?'

Saya jawab ' O Itu ada banyak orang didoakan oleh anak kecil'
Di saat mikrolet melaju dengan sangat pelan, tiba-tiba anak kecil  pengamen itu naik mikrolet yang sama dengan saya.  Saya kemudian bertanya, ' Dik, kamu nggak takut dengan orang-orang
itu ?'  Jawabnya, 'Buat apa saya takut ? Roh yang ada dalam diri saya  lebih besar dari roh  apapun di dunia ini', tuturnya mengutip ayat  Firman  Tuhan. Lanjutnya, 'Bapak mau saya doakan?'  Saya terperanjat, 'Kamu mau doakan saya ?'  Jawabnya, 'Ya kalau Bapak mau'
Saya menjawab, 'Baiklah. Kamu boleh doakan saya'   Doanya,'Tuhan berkati Bapak ini. Berkati dan urapi Bapak ini jika  sore nanti dia akan ada pelayanan Youth.'

Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yang deras  mengalir. Saya tidak peduli lagi dengan penumpang lain yang mungkin  menonton  kejadian tersebut.  Yang saya tahu bahwa Tuhan sendiri yang berbicara pada anak ini,  dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan Youth sore ini.

Kesaksian ditutup sampai di situ dan dengan satu kesimpulan , jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi  kemauan yang Tuhan kehendaki.  Tuhan memberkati.



Have a blessed day

Eko Joni Wantosen

No comments:

Post a Comment